Senin, 28 Oktober 2013

Testimoni Proses UTS berdasarkan Teori Belajar dan Teori Kreativitas

Testimoni saya terhadap proses UTS ini adalah dengan proses UTS seperti banyak pembelajaran-pembelajaran yang saya dapatkan. Pembelajara yang saya dapatkan adalah harus bisa memperkirakan waktu yang digunakan dan harus bisa menghargai orang lain. Dengan begitu saya bisa mengubah perilaku saya ketika pembelajaran tersebut saya alami. Karena menurut salah satu asumsi kondisi berpenguat Skinner bahwa belajar adalah perubahan perilaku/behavioral. Pada asumsi kedua Skinner mengatakan bahwa perubahan perilaku secara fungsional berkaitan dengan perubahan dalam lingkungan atau kondisi. Pada saat awal proses UTS ini saya sedikit nyantai karena saya berpikir waktu masih lama tetapi ketika waktu semakin dekat, saya pun semakin terdesak dan saya menjadi panik ketika soal berikutnya belum dikirim ditambah lagi pada saat itu dosen menjadi kecewa sama kami karena waktu yang diberikan lama sedangkan semua mengerjakan diwaktu yang berdekatan. Disitu terlihat bahwa perilaku saya pada saat awal waktu UTS saya masih santai tetapi ketika kondisi menyuruh saya untuk menjawab soal UTS, saya perilaku saya jadi berubah ditambah lagi dosen pengampu saya kecewa karena masalah waktu. Tetapi proses UTS ini sangatlah bermanfaat bagi saya. Selain itu, menurut saya proses UTS seperti telah membuat saya mempunyai pengalaman dan wawasan yang baru. Proses UTS seperti sangatlah kreatif karena beda dari yang lain. Menurut Conny R semiawan (2009:44) kreativitas merupakan modifikasi sesuatu yang sudah ada menjadi konsep baru. Nah, UTS ini sudah ada dari dulu tetapi biasanya dilakukan dalam dengan paper and pencil dan email sudah ada dari dulu. Ketika UTS dan email dikombinasikan maka ini menjadi sesuatu yang kreatif karena mengkombinasikan keduanya antara UTS dan email yang menurut saya kreatif karena baru pertama kali saya lakukan. Selain itu daya kreatif saya pun juga diuji di mana saya harus mengaitkan teori satu dengan jawaban saya. Saya menyadari di proses UTS ini saya suka menunda-nunda waktu sehingga saya mengerjakannya dekat dengan waktu deadline. Selain itu proses UTS lumayan efisien dikarenakan dalam pengerjaannya bisa di mana saja tetapi saya harus mencari jaringan yang lancar untuk membuka email. Saya sangat berterima kasih karena dengan proses seperti ini, wawasan dan pengalamn saya bertambah.

Selasa, 22 Oktober 2013

Kultural Historis Lev S. Vygotsky

PRINSIP PERKEMBANGAN PSIKOLOGIS
Asumsi Dasar
           Ada tiga bidang yang membentuk landasan analisis Vygotsky terhadap perkembangan kapabilitas mental manusia. Bidang itu adalah : hakikat kecerdasan manusia, dua deret baris perkembangan psikologis yang berbeda, psikologis yang berbeda, biologis, dan kultural historis dan desain metode eksperimental untuk investigasi proses psikologis yang dinamis.

Hakikat Kecerdasan Manusia
          Deskripsi Vygotsky tentang sifat kecerdasan manusia mencakup empat topik yang saling terkait. Merka adalah : perbedaan antara hewan dan manusia; landasan filosofis yang membentuk basis teorinya; konsep perangkat psikologis; dan pengaruh sistem simbol (perangkat psikologis) terhadap perkembangan manusia.

Perbedaan Hewan/ Manusia dalam Kegiatan Mental
          Vygotsky mengambil isu ini dengan pendekatan pada kognisi manusia. Dia menunjukkan bahwa "manusia bukan karung kulit yang berisi refleks". Dan model stimulus respons merefleksikan asosiasi yang hanya terjadi berbasiskan pada "kebetulan eksternal semata-mata pada waktunya"

Metode Eksperimental-Genetik (Developmental)
          Vygotsky mendeskripsikan proses perkembangan proses perkembangan kognitif sebagai proses yang kompleks dan terus berubah, namun para peneliti tidak meneliti proses ini. Sebaliknya mereka hanya mengimplementasikan satu model- situasi stimulus-respons. Meski para psikolog telah mempelajari konstelasi stimuli yang berbeda dab beragam reaksi, mereka belum mengambil langkah fundamental untuk  melampaui model tersebut.

Selasa, 01 Oktober 2013

Teori Proses Belajar

Prinsip - Prinsip Belajar 
        Seperti John Watson (1913), Skinner percaya bahwa psikologi dapat menjadi sains hanya melalui studi perilaku. Berbeda dengan Watson, Skinner mempelajari jenis perilaku yang lain, perilaku yang tidak secara otomatis dipicu oleh stimulus tertentu.

Definisi Belajar
       1. Asumsi                   :  -Belajar adalah perubahan perilaku/ behavioral
                                            -Perubahan perilaku secara fungsional berkaitan dengan perubahan dalam                                               lingkungan atau kondisi
                                             -Hukum relasi antara perilaku dan lingkungan dapat ditemukan hanya jika sifat                                                behavioral dan kondisi eksperimental didefinisikan dalam istilah fisik dan                                                 diamati di bawah kondisi yang terkontrol.
                                              -Data dari studi eksperimental atas perilaku adalah satu-satunya sumber                                                 informasi tentang penyebab perilaku yang dapat diterima
           Dasar rasional         : Agar dapat disebut sains, psikologi harus :
                                           (a) mempelajari kejadian yang dapat diamati dan dapat diukur
                                           (b) dilakukan di dalam kondisi yang dikontrol dengan cermat
                                           (c) menentukan kejadian lingkungan yang merupakan penyebab

          2. Asumsi                 : Perilaku subjek individual adalah sumber data yang tepat
              Dasar rasional      : Relasi yang tepat hanya dapat diungkap melalui riset atas subjek individual

         3. Asumsi                  : Dinamika interkasi organisme dengan lingkungan adalah untuk semua spesies
             Dasar rasional       : Karena tujuannya adalah untuk mengidentifikasi kejadian yang tampak                                            memperkuat atau melemahkan frekuensi respons (perubahan behavioral), maka                                            organisme tertentu (hewan atau manusia) bukan faktor utama.

   Skinner (1950) secara spesifik mendefinisikan belajar sebagai perubahan perilaku. "Belajar bukan melakukan- belajar adalah mengubah apa yang kita lakukan" (Skinner, 1989a, h. 15).

Komponen Belajar
   Skinner (1953, 1963b) mengidentifikasi riset Thorndike sebagai basis untuk memahami perubahan perilaku. Thorndike telah mengidentifikasi tiga komponen penting dari perubahan perilaku (Skinner, 1953). Yakni: a. kesempatan di mana perilaku terjadi; b. perilaku itu sendiri; c. konsekuensi dari perilaku (Skinner, 1953; 1968, h.4). Yakni respons sering diberikan pada lingkungan untuk menghasilkan jenis konsekuensi yang berbeda, dan konsekuensi tertentu menimbulkan pengulangan respons. Skinner (1935) menamakan respons ini sebagai berpenguat.
    Salah satu kekurangan dalam analisis Thorndike adalah dia menyebut konsekuensi yang menyebabkan  peningkatan perilaku itu sebagai imbalan (reward), masalahnya adalah imbalan itu mengimplikasikan ganjaran untuk sesuatu yang dilakukan (Skinner, 1989b, h.92) atau kompensasi yang mengganti pengorbanan tertentu (Skinner, 1963b, h.505).
    Skinner mengganti istilah imbalan dengan istilah konsekuensi yang menguatkan (reinforcing consequences) dan penguatan (reinforcement), dan mendefinisikannya dalam makna kaitannya dengan perilaku. Secara khusus, penguatan adalah setiap konsekuensi behavioral yang memperkuat perilaku; yaitu, penguat meningkatkan frekuensi respons. Kejadian yang menguatkan adalah hasil yang diproduksi oleh berpenguat yang mengubah organisme sedemikian rupa sehingga perilaku itu diulang, Skinner mengidentifikasi tiga komponen belajar sebagai stimulus diskriminatif (SD), respons (R) dan stimulus penguat (Sreinf) dan sekuensi peristiwa belajar adalah: (SD)-(R)-(Sreinf).