Selasa, 24 September 2013

Kuliah Online :)

Testimoni Kuliah Online:
Kuliah Online yang dilakukan sangat bermanfaat dan itu dapat menjadi pengalaman saya dalam belajar walapun itu bukan merupakan pengalaman yang pertama yang mana ini pernah dilakukan pada saat mata kuliah Psikologi Pendidikan. Kekurangan dari kuliah online ini masalah di jaringan internetnya yang terkadang tidak sesuai dengan yang kita inginkan dan kelebihan dari kuliah online ini kita dapat mengeluarkan pendapat kita dengan mudah dan juga sifatnya yang sangat efisien. 
Hasil Diskusi Online Kelompok Kami:
Bahwa terdapat perbedaan antara teori Gestalt dan Behavioristik di mana menurut teori Gestalt setiap orang mempunyai persepsi masing-masing secara keseluruhan terhadap perkuliahan online ini dan menurut teori behavioristik di mana respon dan stimulus ketika melakukan kuliah online, dan adanya reward serta punishment ketika kuliah online dilaksanakan.
Adapun contoh berdasarkan teori Gestalt berkaitan dengan kuliah online adalah: 
Setiap orang mempunyai gambaran dan persepsinya masing-masing atas kuliah online ini dan di mana kuliah online sebagai sebuah keseluruhan, yaitu banyak hal di dalamnya yaitu kita belajar bersama, memberi pendapat kita, lebih peka terhadap kemajuan teknologi, dan juga tetap berusaha agar sinyal tetap terjaga baik, demi berjalannya kuliah online.
Adapun contoh berdasarkan teori Behavioristik berkaitan dengan kuliah online adalah: 
Berkaitan dengan pengkondisian klasik, proses dimana kejadian atau stimulus mampu memicu respon seperti ketika Ibu Dina meminta mahasiswa mengikuti kuliah oline dalam roomchat, semua mahasiswa merespon dengan mengikuti online ke dalam group dan saat ibu memberikan pertanyaan di roomchat, para mahasiswa juga memberi respon dengan memberi pendapatnya masing-masing. Selain itu juga yang berkaitan dengan reward, jika kita mengikuti kuliah online dengan  baik, aktif dalam diskusi, memiliki koneksi yang baik pula, maka konsekuensinya juga positif, dimana kita dapat mengikuti kul online dan, mendapatkan ilmu yg bermanfaat.

Selasa, 10 September 2013

BELAJAR

 "Seseorang yang berhenti belajar adalah orang yang lanjut usia, meskipun umurnya masih remaja. Seseorang yang tidak pernah berhenti belajar akan selamanya menjadi pemuda" - Henry Ford-

       Belajar adalah proses multisegi yang biasanya dianggap sesuatu yang biasa saja oleh individu sampai mereka mengalami kesulitan saat menghadapi tugas yang kompleks. Akan tetapi kapasitas belajar adalah karakteristik yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. Hanya manusia yang memiliki otak yang berkembang baik untuk digunakan melakukan tindakan yang memiliki tujuan (Goldberg, 2001).
Akivitas kognitif ini terkait dengan tiga aspek unik dari kecerdasan manusia.

1. Manusia mampu mempelajari penemuan, penciptaan, dan ide-ide dari pemikir besar dan ilmuwan besar di masa lampau (yang disebut sebagai pengalaman yang diwariskan; Vygotsky, 1924/ 1979).

2. Individu mampu mengembangkan pengetahuan tentang tempat dan kejadian yang belum mereka alami secara personal melalui pengalaman orang lain (pengalaman sosial).

3. Manusia menyesuaikan lingkungan dengan diri mereka, bukan sekedar beradaptasi dengan lingkungan.

       Belajar juga merupakan basis untuk kemajuan masyarakat di masa depan. Perkembangan diciptakan oleh individu yang didasari oleh kemampuan belajar mereka dan kapasitas mereka untuk menciptakan penemuan baru yang dilanjutkan dari generasi ke generasi. Mengingat pentingnya belajar bagi masyarakat dan individu, maka masyarakat tidak bisa membiarkan proses pendidikan begitu saja. Dibutuhkan sistem pengajaran tertentu untuk mengajarkan warisan kultural kepada generasi muda dan mempersiapkan mereka untuk mengambil alih peran produktif pendahulu mereka.
Pemelajar mengkonstruksi makna untuk diri mereka sendiri dan dari konteks di mana mereka tinggal. Yakni, individu memilih informasi dari interaksi antar-orang dan kejadian interaktif yang terjadi di keluarga, sekolah pertemanan, komunitas, dan lingkungan kerja. Individu kemudian menghubungkan informasi pilihan itu dengan pengetahuan yang dimilikinya, dan kemudian menganalisanya, dan mengonstruksi suatu representasi di dalam memori. Menurut pendapat tentang belajar ini, pengetahuan di pikiran adalah berdampingan dengan hubungan-hubungan yang merupakan bagian dari lingkungan masyarakat dan interpersonal.

KRITERIA TEORI BELAJAR
Clark Hull (1935), seorang teoritisi behavioral, mengidentifikasi tiga kriteria untuk setiap teori.
1. Seperangkat asumsi yang eksplisit yang merupakan keyakinan dasar teoritisi tentang suatu fenomena yang akan dibahas. Misalnya, tiga asumsi dasar dari kondisi belajar menurut Robert Gagne' (1972, 1977) adalah
    a. belajar adalah akuisisi struktur kompleks kemampuan yang dipelajari yang didasarkan pada proses        belajar sebelumnya
    b. tidak satu pun karakteristik - karakteristik yang dapat diaplikasikan untuk semua belajar
    c. konsep belajar manusia yang memadai harus berlaku untuk berbagai konteks di mana belajar itu terjadi. Contohnya antara lain rumah, sekolah, bisnis, perdagangan, pekerjaan, pelatihan militer, internet dan sebagainya.

2. Suatu teori harus mencakup definisi yang eksplisit tentang istilah penting. Misalnya, istilah kapabilitas adalah fokus dari kondisi belajar Gagne (1972, 1977). Dia mendefinisikan kapabilitas sebagai keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai yang didapat oleh manusia. Kapabilitas ini adalah hasil dari belajar.

3. Membentuk tubuh teori. Misalnya, berdasarkan asumsi bahwa tidak satu pun karakteristik dapat mendeskripsikan semua proses belajar manusia, Gagne (1972, 1985) mengidentifikasi lima variasi. Prinsip teori mendeskripsikan tipe kapabilitas partikular yang dihasilkan oleh masing-masing variasi belajar dan pengajaran serta pengujian untuk masing-masing. Riset mengindikasikan, misalnya, strategi pengajaran informasi secara verbal tidak efektif dalam menciptakan perubahan sikap (Gagne, 1984)

4. Yang hanya berlaku untuk teori belajar adalah teori harus dapat menjelaskan dinamika psikologis dasar dari kejadian yang mempengaruhi belajar. Misalnya, guru terkadang mengatakan bahwa memuji siswa adalah penting. Namun, Brophy (1981) mencatat bahwa guru mungkin menggunakan pujian berlebihan di muka umum untuk jawaban yang benar dan reaksi umum, semisal "Kamu sangat pintar ". Reaksi ini akan tidak efektif dan bahkan boleh jadi kontra produktif (Brophy, 1981). Prinsip penguatan B.F. Skinner (1968) membahas faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas dari konsekuensi dan hubungan konsekuensi dengan peristiwa lain. Pemahaman atas prinsip-prinsip ini dapat membantu guru menghindari kekeliruan dalam memuji dan kesalahan konsekuensi behavioral lainnya.

      Kriteria ini membedakan suatu teori dari "teori naif". Misalnya, guru mungkin mendeskripsikan "teorinya" tentang aktivitas dan kejadian yang memotivasi siswa di situasi kelas tertentu. "Teori" semacam ini merefleksikan pemahaman intuitif guru (Pintrich & Schunk, 2002, h.7). Sebaliknya teori ilmiah diturunkan secara cermat dari asumsi,l definisi istilah dan kemudian menghasilkan hipotesis yang menyatakan relasi antara variabel-variabel yang teridentifikasi. Hipotesis kemudian dites secara empiris.